HRD Korea Minta Indonesia Percepat Pemberangkatan TKI
Human Resources Development Service of Korea (HRDK) merupakan mitra kerjasama Indonesia di Korea Selatan terkait pengiriman TKI. Saat menggelar rapat dengan BNP2TKI, HRDK meminta rangkaian proses pemberangkatan TKI dipercepat. "Para tenaga kerja juga setelah ada kontrak ingin cepat-cepat berangkat. Sebetulnya untuk bapak ketahui, dari 15 negara itu yang prosesnya paling panjang itu Indonesia. Diharapkan ada kerjasama yang baik untuk mempersingkat proses tersebut," ujar Foreign Workforce Introducion Team Human Resources Development Service of Korea (HRDK) Kim Ho Yeon.
Hal tersebut disampaikan Kim saat menggelar rapat dengan BNP2TKI di kantor HRDK, Seoul, Korea Selatan, Jumat (17/7/2015). Kepala BNP2TKI Nusron Wahid bertanya berapa rata-rata waktu yang dibutuhkan negara lain dari mulai kontrak kerja datang hingga disetujuinya visa?
"Negara lain biasanya 40 hari, dari kontrak hingga kedatangan (ke Korea), kalau Indonesia bisa sampai 73 hari," jawab Foreign Workforce Bureau of HRD Korea Director General Woo Bong-Wo.
"Kami memaklumi mungkin karena jumlahnya memang paling banyak, tapi mohon lebih diperhatikan lagi proses di Indonesia. Apalagi dari 15 negara tenaga Indonesia termasuk yang paling diminati," lanjut Woo.
Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Hariyadi Agah menjelaskan, selama ini pihaknya menunggu kuota minimal sampai 50 SLC (Standard Labor Contract) setelah itu baru dilakukan pelatihan di Ciracas. Ke depan, proses tersebut akan diperpendek menjadi 25 SLC saja. "Biasanya kita menunggu SLC untuk 50 orang dulu baru dilakukan training. Kan SLC itu tidak datang bersamaan, jadi kita tunggu dulu. Tapi sekarang minimal 25 SLC bisa langsung dilakukan pelatihan," tutur Hariyadi.
Sumber: news.detik.com
Hal tersebut disampaikan Kim saat menggelar rapat dengan BNP2TKI di kantor HRDK, Seoul, Korea Selatan, Jumat (17/7/2015). Kepala BNP2TKI Nusron Wahid bertanya berapa rata-rata waktu yang dibutuhkan negara lain dari mulai kontrak kerja datang hingga disetujuinya visa?
"Negara lain biasanya 40 hari, dari kontrak hingga kedatangan (ke Korea), kalau Indonesia bisa sampai 73 hari," jawab Foreign Workforce Bureau of HRD Korea Director General Woo Bong-Wo.
"Kami memaklumi mungkin karena jumlahnya memang paling banyak, tapi mohon lebih diperhatikan lagi proses di Indonesia. Apalagi dari 15 negara tenaga Indonesia termasuk yang paling diminati," lanjut Woo.
Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Hariyadi Agah menjelaskan, selama ini pihaknya menunggu kuota minimal sampai 50 SLC (Standard Labor Contract) setelah itu baru dilakukan pelatihan di Ciracas. Ke depan, proses tersebut akan diperpendek menjadi 25 SLC saja. "Biasanya kita menunggu SLC untuk 50 orang dulu baru dilakukan training. Kan SLC itu tidak datang bersamaan, jadi kita tunggu dulu. Tapi sekarang minimal 25 SLC bisa langsung dilakukan pelatihan," tutur Hariyadi.
Sumber: news.detik.com